Hebatnya Airlangga, Malaysia pun Ingin Belajar Darinya

waktu baca 3 menit
0 86

JAKARTA, EDITORIALINDONESIA.ID– Kerja keras Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian dan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), patut mendapat apresiasi. Bahkan, anggota parlemen Malaysia pun menyarankan agar pemerintahnya belajar dari Indonesia, dalam hal penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Airlangga bersama tim ekonomi dan Satgas Penanganan Covid-19 memang hebat. Ia mampu mengalahkan pandemi Covid-19 dan secara bersamaan sekaligus membangkitkan ekonomi masyarakat Indonesia.

Dalam beberapa kesempatan, Menko Airlangga seringkali menegaskan komitmen pemerintah untuk menangani Covid-19, memulihkan ekonomi nasional, dan mengejar reformasi struktural untuk ekonomi berkelanjutan jangka panjang.

Seiring waktu, komitmen tersebut kini telah menunjukkan hasil yang membaik. Penanganan pandemi berjalan seimbang dengan pelaksanaan berbagai program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Momentum pemulihan ekonomi terlihat pada kuartal II/2021, di mana pertumbuhan ekonomi tembus 7,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Sinergi yang baik antara kebijakan ekonomi dan kesehatan, dengan didukung oleh seluruh stakeholders akan memastikan pemulihan ekonomi segera kembali menguat pasca merebaknya varian Delta. Selain itu, reformasi struktural akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan dalam jangka panjang,” jelas Airlangga dalam siaran pers, Selasa (24/8/2021) lalu.

Penanganan pandemi Covid-19 pun kini menampakkan hasil, dengan turun drastis kasus positif Covid-19 pada dua pekan terakhir. Dalam sepekan ini, kasus harian Corona berada di bawah 10.000 kasus per hari. Kemudian angka kematian pun tak lagi menyentuh angka 1.000 kasus per hari.

Pada Senin (6/9/2021) kemarin, penambahan kasus positif Covid-19 harian secara nasional sebanyak 4.413 kasus. Padahal, pertengahan Juli 2021 lalu, Indonesia mencatatkan diri sebagai negara dengan penambahan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Pada Selasa, 14 Juli 2021, terdapat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 47.899 kasus.

Tak dapat dipungkiri, ini merupakan prestasi tim KPC-PEN yang dikomandani Airlangga Hartarto. Meski ketua umum Partai Golkar itu tak pernah mengklaim itu sebagai prestasinya.

Strategi jitu Airlangga Hartarto dalam menangani masalah pendemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, membuat heran anggota Parlemen Malaysia, Lim Kit. Ia heran dengan penanganan Covid-19 di Indonesia di mana kasus positif hariannya turun dengan sangat cepat.

Lim mengatakan, meskipun populasi Indonesia lebih besar, tetapi pemerintahnya telah berhasil mengurangi tingkat infeksinya jauh lebih cepat daripada Malaysia. Ia menyarankan, pemerintah Malaysia belajar dar Indonesia.

Saat ini, Malaysia telah mengalami lonjakan kasus Covid-19. Sejak bulan lalu, tingkat rata-rata kasus harian di Malaysia mencapi lebih dari 20.000 kasus.

“Indonesia telah mengurangi kasus baru Covid-19 hariannya menjadi kurang dari Malaysia, bahkan kurang dari setengahnya. Bisakah menteri kesehatan Malaysia melakukan itu?” kata Lim dikutip dari Malay Mail.

“Ini bukan mencari-cari kesalahan tetapi mencari cara untuk meningkatkan penanganan kita terhadap pandemi Covid-19 sehingga memenangkan perang melawannya,” imbuh pemimpin Democratic Action Party (DAP) itu.

Menurut Lim, Malaysia saat ini menjadi salah satu negara dengan penanganan wabah virus Corona terburuk di dunia. Kasus baru di negeri Jiran tersebut telah mencapai 572,43 per satu juta penduduk. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia yang 37,40 per satu juta penduduk.

Malaysia juga mencapai puncak angka kematian Covid-19 dengan 8,48 jiwa per satu juta orang. Sementara menurut situs Our World in Data, kematian harian per satu juta orang di Indonesia adalah 2,36 jiwa.

Lim mengatakan, telah lama meminta pemerintah Malaysia untuk tidak terus melakukan lockdown ketat. Karena hal itu terbukti tidak efektif ‘membunuh’ Covid-19, dan justru membunuh ekonomi masyarakat.

Lim menyarankan pemerintah Malaysia belajar dari Indonesia, dengan mulai membuka bisnis dan melakukan pembatasan pergerakan masyarakat yang ditargetkan. Di Indonesia, strategi ini dinamai Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (*)

Unggulan

LAINNYA