Dosen Telkom University Bekali Warga Penghayat Aliran Kebatinan Perjalanan Tangkal Hoaks

waktu baca 4 menit
215

BANDUNG | EDITORIAL INDONESIA — Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi & Bisnis Telkom University Bandung bekerja sama dengan Dewan Musyawarah Daerah (DMD) Aliran Kebatinan (AK) Perjalanan melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat, Senin, 8 Januari 2023.

Kegiatan bertema Pelatihan Literasi Digital dalam Upaya Verifikasi Berita Hoaks di Kalangan Penghayat Kepercayaan AK Perjalanan digelar di Pasewakan Kerta Tataning Hirup Linuwih, Karang Pawitan, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya warga AK Perjalanan di Jawa Barat, tentang bagaimana cara berperilaku pada bauran informasi yang bertebaran di internet serta bagaimana seharusnya mereka bersikap di dunia maya atau dunia siber.

Menurut Ketua Kegiatan Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University, Dr. Catur Nugroho, dengan kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan warga AK Perjalanan Bandung dalam memanfaatkan teknologi dan media digital secara positif.

“Kami fokus pada pelatihan literasi digital untuk meningkatkan kemampuan digital dan daya kritis teman-teman penghayat AK Perjalanan dalam merespon informasi di dunia siber saat ini” ujar Catur.

Meningkatnya kemampuan literasi ini, lanjut Catur, akan bermanfaat terutama generasi muda AK Perjalanan sehingga menjadi warga masyarakat yang bijak dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital.

Sementara itu, Ketua Dewan Musyawarah Daerah (DMD) AK Perjalanan, Ade Witarsa, S.Pd menyambut baik kegiatan ini. Dia berharap kegiatan positif ini dapat mempererat kerjasama antara pihak kampus Telkom University dengan AK Perjalanan Jawa Barat, terutama dalam rangka memperkokoh nilai-nilai luhur budaya bangsa demi kesinambungan kehidupan dan penghidupan yang harmoni di masa depan.

Kegiatan ini menghadirkan dua orang pembicara dari Telkom University, yakni Dr. Soni Sadono dan Rana Akbari Fitriawan S.Sos., M.Si, dengan moderator dosen Prodi Ilmu Komunikasi Moh Faidol Juddi, S.I.Kom., M.I.Kom.

Pembicara pertama, Dr. Soni Sadono menyampaikan materi terkait kompetensi yang harus dimiliki oleh individu untuk dapat berselancar di dunia maya dengan aman dan efektif.

Dosen Fakultas Industri Kreatif ini menyampaikan bahwa sebagai warga Internet atau yang biasa disebut netizen, harus memiliki kemampuan teknis terkait pemanfaatan teknologi dan media digital dan juga memiliki pemahaman kritis berhubungan dengan kemampuan memproduksi konten dan memanfaatkan fungsi media digital untuk hal yang positif.

Selain itu masih menurut Dr. Soni warganet juga diharapkan dapat memahami pengetahuan mengenai media digital dan regulasinya serta perilaku dalam menggunakan media digital.

Doktor Kajian Budaya alumni Unpad ini juga mengatakan, kemampuan komunikasi dan membangun relasi sosial melalui media digital juga sangat penting untuk dimiliki warga penghayat agar dapat berpartisipasi aktif dengan masyarakat dengan memproduksi dan mengkreasikan konten-konten media digital.

Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 50 warga penghayat Aliran Kebatinan Perjalanan ini, pembicara kedua Rana Akbari Fitriawan S.Sos., M.Si, menekankan tentang bagaimana peserta dapat menyikapi secara cerdas informasi palsu (hoaks) yang banyak bertebaran di dunia maya saat ini.

Rana Akbari yang juga salah satu pendiri AJI Bandung menyampaikan warga harus mulai bisa membedakan antara informasi dengan berita, karena informasi yang tidak dapat diverifikasi kebenarannya tidak layak disebut sebagai berita.

Untuk itu Rana menyarankan agar warga penghayat AK Perjalanan dapat melakukan cek dan memvalidasi informasi dengan melihat pemberitaan dari sumber lain yang kredibel.

Selain itu, Dosen Ilmu Komunikasi ini juga mengatakan agar sebelum membagikan konten di dunia maya, warga memastikan bahwa konten tersebut benar-benar akurat, benar dan bermanfaat.

Peserta yang sebagian besar adalah generasi muda AK Perjalanan sangat antusias dengan kegiatan ini, karena terdapat sesi diskusi yang memberikan kesempatan para peserta untuk bertanya dan berpendapat terkait literasi digital.

Dani, salah satu perserta menyampaikan pertanyaan terkait bagaimana menghadapi ujaran kebencian yang muncul di dunia maya berkaitan dengan keberadaan AK Perjalanan saat ini. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat masih banyak masyarakat yang belum memahami keberadaan masyarakat penganut aliran kepercayaan yang dilindungi hukum di Indonesia.

Rana Akbari sebagai pembicara menjawab bahwa sebaiknya warga penghayat AK Perjalanan tidak terpancing dengan provokasi berupa ujaran-ujaran kebencian yang disampaikan oleh oknum-oknum tertentu.

“Disinformasi seperti ujaran kebencian memang sengaja dibuat salah atau dipalsukan, kemudian dibagikan secara sengaja untuk menyebabkan kerugian bagi individu, kelompok, organisasi, bahkan negara” kata Rana.

Panitia kegiatan dari AK Perjalanan, Ikin Sadikin mengharapkan kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini dapat terus berlanjut dengan kegiatan-kegiatan positif lainnya.

Ikin juga berharap dengan kegiatan seperti ini masyarakat dapat semakin mengenal dan memahami toleransi di kehidupan nyata maupun di dunia maya, sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan gesekan-gesekan antar masyarakat yang masih sering terjadi. (Ril/Red)

Unggulan

LAINNYA