Kerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam upaya pemulihan ekonomi nasional terus menuai pujian dan apresiasi. Selain sebagai menteri koordinator, Airlangga juga diberikan tanggung jawab sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).
Kepercayaan yang diberikan Presiden Joko Widodo dibayar kontan. Pada kuartal dua 2021, misalnya, Airlangga berhasil mengeluarkan Indonesia dari resesi ekonomi, dampak pertumbuhan ekonomi mencapai 7,07%.
Dari sisi penanganan pandemi, kebijakan dan strategi Airlangga turut membuat kagum dunia internasional. Pasalnya, sebaran kasus Covid-19 semakin menurun, termasuk kian meningkatnya vaksinasi nasional.
Kini, strategi lain yang dibuat Ketua DPP Partai Golkar itu mampu membuat sektor perdagangan nasional menjadi surplus. Ini sesuatu yang layak diapresiasi, mengingat keberhasilan ini terjadi di tengah kondisi pandemi.
“Ini prestasi yang layak diapresiasi. Prestasi ini terjadi karena kerja keras dan kerja cerdas tim ekonomi di bawah komando Airlangga Hartarto,” kata anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin, seperti dikutip dari INDUSTRY.co.id, Senin (20/9).
Seperti diketahui, ekspor dan impor Indonesia telah membukukan kenaikan dua digit pada Agustus 2021. Ini disebabkan aktivitas ekonomi yang mulai pulih dari tingkat perdagangan yang rendah pada tahun 2020.
“Surplus sektor perdagangan, baik dari sisi ekspor maupun impor merupakan prestasi yang layak diapresiasi. Tentu itu bukan perkara mudah dan pastinya hal itu terjadi karena kepiawaian tim ekonomi pemerintah, yang dikoordinasikan Pak Airlangga Hartarto dalam mengonsolidasikan berbagai instrumen ekonomi,” jelas Mukhtarudin.
Kinerja dan kemampuan Airlangga dalam instrumen pemulihan ekonomi nasional dinilainya layak dipertahankan. Pasalnya, berbagai strategi yang dibuat Airlangga mampu membuat sektor perdagangan bertahan dan terus berkembang di tengah gempuran pandemi.
“Kebijakan pemulihan ekonomi nasional dan pengendalian Covid-19 sudah on the track. Neraca dagang RI surplus itu saya kira berkat visi kuat Pak Airlangga Hartarto dengan berbagai resep atau ramuan ekonominya yang relevan,” kata Mukhtarudin.
Pada Sabtu lalu, saat memberikan keterangan, Airlangga menyatakan sejumlah perbaikan dan peningkatan perekonomian Indonesia dipicu kebijakan ekonomi yang menjadi keseimbangan gas dan rem.
Selain itu, faktor pemicu lainnya juga terkait kebijakan hilirisasi CPO dan produksi baja anti karat (stainless steel) yang menjadi keunggulan Indonesia selama ini. Bergeliatnya ekspor turut mendorong surplus perdagangan ke rekor tertinggi sebesar US$ 4,7 miliar (Rp 67 triliun).
Angka ini melonjak jauh melampaui ekspektasi pemerintah yang sebelumnya hanya menargetkan surplus US$ 2,31 miliar (Rp 32,9 triliun).
Diketahui, ekspor Indonesia naik 64,1%, dibandingkan perkiraan 36,1%. Ekspor ini didorong oleh pengiriman keluar dari sektor minyak dan gas (+77,9%), pertambangan (+162,9%) dan manufaktur (+52,6%).