Menarik! Mencermati Survei TBRC

waktu baca 4 menit
195

JAKARTA, EDITORIALINDONESIA.ID–Apa yang dilakukan lembaga survei Timor Barat Research Center (TBRC) ini sangat menarik untuk dicermati. Sepintas; melawan arus. Sebetulnya, tidak. Hanya cara mengambil sudut pandangnya saja yang berbeda.

Seharusnya memang begitu. Karena setiap orang sejatinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tergantung dari sisi mana kita melihatnya.

Pakar Psikometri, Riset, dan Statistik, Yahya Umar, berpandangan bahwa setiap survei memang akan memperoleh hasil yang berbeda-beda. Perbedaan hasil survei tersebut disebabkan karena banyak faktor.

Seperti apa yang dilakukan oleh TBRC. Lembaga survei ini membuat kriteria apa yang ideal menurut responden untuk menjadi Presiden RI.

Setelah mendapatkan kriteria ideal, kemudian ditanyakan siapa tokoh yang paling tepat untuk menjadi presiden sesuai dengan kriteria tersebut.

Nah, survei TBRC memperoleh hasil kriteria Presiden RI ke depan adalah sebagai berikut:

Sebanyak 90,8 persen respoden menginginkan, Presiden ke-8 RI harus sosok yang kredibel.

Sebanyak 96,3 persen menginginkan, Presiden RI harus memiliki creation opportunities.

Sebanyak 93,7 persen menginginkan, Presiden RI ke depan harus punya kepedulian masyarakat.

Sebanyak 87,6 persen menginginkan Presiden punya keterampilan komunikasi yang baik dengan masyarakat.

Sebanyak 94,4 persen respoden menginginkan, Presiden ke depan adalah tokoh yang memiliki pengalaman di Pemerintahan.

Sebanyak 74,8 persen responden menginginkan Presiden ke depan adalah tokoh yang memiliki pengalaman di legislatif.

Sebanyak 92,7 persen responden menginginkan Presiden ke-8 memiliki kemampuan untuk untuk menggambarkan, menjelaskan dan meyakinkan masyarakat tentang kondisi masa depan yang diinginkannya sekaligus mewujudkannya.

Sebanyak 90,8 persen ingin Presiden ke-8 RI memiliki pengaruh, dan kuasa terhadap kelompok elite politik, Parpol dan legislatif.

Sebanyak 95,8 persen responden menginginkan Presiden ke-8 RI bukan seorang peragu tetapi memiliki Self Confidence.

Setelah dilakukan jajak pendapat soal kriteria ideal Capres 2024, barulah TBRC menyodorkan nama-nama bakal calon presiden yang selama ini sudah beredar di lembaga survei, dan ditanyakan kepada responden siapa di antara nama-nama tersebut yang paling memenuhi kriteria ideal Presiden RI 2024-2029.

Hasilnya mengejutkan. Dari semua kriteria itu, nama Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, berada di posisi paling atas. Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) ini dianggap sebagai sosok paling ideal untuk menjadi Presiden 2024-2029.

Publik pun heboh. Karena selama ini, nama-nama macam Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil yang selalu bersaing di puncak survei. Sementara Airlangga Hartarto biasanya berada di urutan sepuluh besar. Paling moncer, Airlangga ada di urutan lima Capres potensial (Survei Centre For Indonesia Strategic Action/CISA, pada 27 Mei-1 Juli 2021).

Tak berlebihan. Karena nama-nama di atas memang sudah populer di masyarakan. Mereka sudah mempromosikan diri sejak lama. Prabowo sudah tiga kali ikut Pilpres. Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil, sudah ikut kontestasi Pilgub di masing-masing daerahnya. Tentu, nama-nama mereka sudah familiar di telinga responden.

Padahal, Capres tak melulu soal popularitas dan elektabilitas saja. Soal popularitas, selebritas macam Raffi Ahmad, Youtuber Atta Halilintar, ataupun Deddy Corbuzier, pasti lebih populer di mata publik.

Tapi Capres RI juga soal leadership, relationship, dan yang terpenting adalah: dia diusung oleh partai politik atau koalisi partai politik. Percuma saja popuaritas dan elektabilitas tinggi, jika tak ada partai yang mengusung.

Di sinilah pentingnya dibuat kriteria-kriteria capres ideal, yang diyakini mampu memimpin Indonesia dan membawanya menuju arah yang lebih baik dan sejahtera. Capres yang memenuhi kriteria-kriteria yang diinginkan masyarakat itulah yang layak dipilih pada Pilpres 2024 mendatang. Dan dia adalah: Airlangga Hartarto.

Publik tak perlu menghakimi lembaga survei yang merilis hasil survei yang berbeda. Karena setiap lembaga yang melakukan dan merilis surveinya, pasti telah mempertaruhkan nama baik atau kredibilitasnya.

Karena survei adalah metodologi yang cukup rumit dan tentu semua lembaga survei mempertaruhkan kredibilitasnya. Hasil survei seharusnya dianggap sebagai bagian dari dunia politik saat ini.

Harusnya kita senang dengan hasil survei yang berbeda-beda dari berbagai lembaga. Survei merupakan salah satu ciri yang membuat ilmu politik sebagai sesuatu yang ilmiah. Oleh karena itu, hasil survei yang berbeda-beda akan membuat orang semakin tertarik dengan ilmu politik. Selain itu, hasil survei yang berbeda-beda menunjukkan bahwa ada kedinamisan di ilmu politik Indonesia. (*)

Unggulan

LAINNYA