Strategi Mengelola Pinjaman Pribadi

waktu baca 4 menit
6

Pinjaman pribadi atau personal loan semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Alasannya sederhana, proses pengajuan relatif cepat, syarat tidak serumit kredit lain, dan bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari renovasi rumah, biaya pendidikan, hingga menutup tagihan darurat. Namun, seperti halnya semua bentuk utang, pinjaman pribadi membutuhkan pengelolaan yang bijak agar tidak berubah menjadi beban finansial jangka panjang.

Begitu pinjaman cair, tanggung jawab baru pun muncul: membayar cicilan setiap bulan yang mencakup pokok pinjaman, bunga, serta biaya lain yang mungkin dibebankan. Untungnya, pembayaran pinjaman pribadi biasanya bersifat tetap (fixed installment). Artinya, jumlah cicilan yang harus dibayar tidak berubah dari bulan ke bulan, sehingga lebih mudah diintegrasikan ke dalam anggaran rumah tangga.

Kenapa Pinjaman Pribadi Bisa Jadi Pilihan?

Sebelum masuk ke cara mengelolanya, penting untuk memahami mengapa banyak orang memilih personal loan. Beberapa alasan umum antara lain:

1. Fleksibilitas penggunaan

Tidak seperti kredit tertentu yang hanya bisa dipakai untuk tujuan spesifik (misalnya KPR untuk rumah), pinjaman pribadi bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan.

2. Cicilan tetap

Dengan cicilan yang sama setiap bulan, lebih mudah bagi peminjam untuk merencanakan keuangan.

3. Tenor beragam

Mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun, sesuai kemampuan bayar.

4. Proses relatif cepat

Banyak bank dan fintech kini menawarkan pengajuan digital dengan pencairan dana dalam hitungan hari, bahkan jam.

Namun di balik keunggulannya, pinjaman pribadi tetaplah utang. Tanpa disiplin, cicilan bisa menekan arus kas bulanan.

Pentingnya Rencana Pelunasan 

Banyak orang mengambil pinjaman dengan semangat, tetapi lupa menyiapkan strategi melunasinya. Padahal, rencana pelunasan adalah kunci agar utang tidak menumpuk. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pahami total kewajiban

.Jangan hanya fokus pada jumlah pinjaman. Hitung juga bunga dan biaya tambahan. Misalnya, jika meminjam Rp50 juta dengan bunga 10% per tahun selama 3 tahun, total pembayaran bisa mencapai lebih dari Rp60 juta.

2. Pilih tenor sesuai kemampuan

Tenor pendek membuat bunga total lebih kecil, tapi cicilan bulanan lebih besar. Sebaliknya, tenor panjang meringankan cicilan bulanan, tapi total bunga lebih tinggi.

3. Prioritaskan pembayaran tepat waktu

Keterlambatan bukan hanya menambah denda, tapi juga merusak riwayat kredit di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK.

Budgeting: Senjata Utama dalam Mengelola Pinjaman

Begitu cicilan mulai berjalan, anggaran bulanan (budgeting) harus disesuaikan. Ada beberapa pendekatan populer:

1. Aturan 50/30/20

Alokasikan 50% penghasilan untuk kebutuhan pokok (termasuk cicilan), 30% untuk gaya hidup, dan 20% untuk tabungan/investasi. Pastikan cicilan pinjaman masuk ke dalam kategori kebutuhan pokok.

2. Debt-to-Income Ratio

Idealnya, total cicilan utang tidak lebih dari 30–35% dari penghasilan bulanan. Jika lebih, kondisi keuangan bisa dianggap berisiko.

Dengan budgeting yang tepat, cicilan bisa menyatu dengan keuangan sehari-hari tanpa menimbulkan stres berlebihan.

Apa yang Terjadi Setelah Pinjaman Lunas?

Banyak orang merasa lega begitu cicilan terakhir dibayar. Namun, momen ini juga bisa menjadi kesempatan untuk membangun kebiasaan finansial yang lebih sehat. Uang yang sebelumnya digunakan untuk membayar cicilan bisa dialihkan ke tabungan, deposito, atau investasi.

Misalnya, jika cicilan bulanan Rp2 juta sudah selesai, teruskan kebiasaan menyisihkan Rp2 juta tersebut. Bedanya kali ini untuk rekening tabungan atau produk investasi. Dengan begitu, arus kas tetap disiplin, tetapi tujuan finansial lebih positif.

Pinjaman pribadi memang bisa menjadi solusi cepat untuk kebutuhan mendesak atau proyek penting. Namun, tanpa rencana pelunasan yang jelas, ia bisa berubah menjadi beban. Kuncinya ada pada budgeting yang disiplin, pembayaran otomatis, serta strategi jangka panjang agar cicilan menyatu dengan keuangan sehari-hari.

Ketika kamu membutuhkan dana cepat dan aman untuk kebutuhan mendadak, kamu dapat memanfaatkan Neo Pinjam di neobank dari Bank Neo Commerce. Kini, Neo Pinjam menyediakan limit pinjaman hingga Rp100 juta dengan tenor lebih panjang yaitu sampai dengan 24 bulan. Dengan begitu, kamu bisa dapat pinjaman hingga Rp100 juta tanpa ribet.

Selain itu, pinjaman online aman ini juga bebas biaya admin saat pencairan. Meskipun mudah dan cepat, pengajuan pinjaman ini tetap melalui evaluasi kelayakan untuk menjaga keamanan pengguna dan mencegah risiko kredit bermasalah.

Download neobank di PlayStore atau App Store dan ajukan pinjaman online aman di Neo Pinjam sekarang. Kunjungi link Neo Pinjam untuk tahu info lengkap serta syarat & ketentuan mengenai Neo Pinjam.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Artikel ini juga tayang di vritimes

Unggulan

LAINNYA