Upaya BRI Danareksa Sekuritas Memperkuat Sistem Pengendalian Internal dan Mitigasi Risiko Kejahatan Keuangan

waktu baca 3 menit
7

BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) terus memperkuat sistem pengendalian internal dan mitigasi risiko kejahatan keuangan di tengah meningkatnya laporan transaksi mencurigakan dan meluasnya akses layanan keuangan di Indonesia. Melalui penguatan 5 pilar APU, PPT, dan PPPSPM—meliputi pengawasan manajemen, pembaruan kebijakan, modernisasi sistem pemantauan transaksi, peningkatan pengendalian internal, serta pengembangan SDM—BRIDS memastikan seluruh proses pelaporan berlangsung akurat, tepat waktu, dan sesuai standar regulator.

Konsistensi tersebut mengantarkan BRIDS meraih nilai 9,91 atau kategori sangat baik dalam Financial Integrity Rating (FIR) dari PPATK, menempatkannya sebagai salah satu perusahaan efek dengan kepatuhan terbaik di kelompok PJK Non-Bank. BRIDS menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat integritas transaksi melalui pengembangan sistem analitik, peningkatan literasi keamanan bagi nasabah, serta penerapan tata kelola yang kuat guna menjaga kepercayaan publik dan stabilitas pasar modal.

Jakarta,
11 Desember 2025
— Risiko kejahatan keuangan di Indonesia terus meningkat seiring naiknya
aktivitas transaksi di sektor jasa keuangan. Berdasarkan publikasi Buletin
Statistik Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK) per Januari 2025,
terdapat 14,259 Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM), naik 20%
dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang disampaikan Penyedia
Jasa Keuangan (PJK) melalui sistem goAML. Tingginya intensitas pelaporan ini
mencerminkan masih besarnya potensi penyalahgunaan layanan keuangan untuk
tindak pencucian uang dan pendanaan terorisme, sehingga menuntut industri
keuangan memiliki sistem pengawasan yang lebih kuat dan responsif.

Di sisi lain,
kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan juga terus meningkat. Survei
Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK)
2025 dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK
) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat literasi keuangan
mencapai 66,46% dan inklusi keuangan naik menjadi 80,51%. Peningkatan ini
menunjukkan semakin luasnya akses ke layanan formal, namun juga menambah
eksposur risiko apabila tidak diimbangi dengan standar tata kelola dan proteksi
sistem yang memadai. Karena itu, penguatan program Anti Pencucian Uang (APU), Pencegahan
Pendanaan Terorisme (PPT) dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah
Massal (PPPSPM)
menjadi elemen penting dalam menjaga integritas ekosistem keuangan.

Menjawab tantangan
tersebut, BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) terus memperkuat penerapan 5 pilar
APU, PPT & PPPSPM melalui pengawasan aktif manajemen, pembaruan kebijakan,
peningkatan pengendalian internal, modernisasi sistem informasi pemantauan
transaksi, serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Perusahaan juga
memastikan setiap proses pelaporan berjalan akurat, tepat waktu, dan sesuai
standar yang ditetapkan regulator.

Konsistensi ini mengantarkan BRIDS
meraih Financial Integrity Rating (FIR) on Money Laundering and Terrorist
Financing
dengan nilai 9,91 atau kategori
sangat baik, menempatkan BRIDS di jajaran perusahaan efek dengan kualitas
pelaporan dan kepatuhan APU-PPT terbaik di kelompok PJK Non-Bank. FIR
merupakan mekanisme penilaian independen dari PPATK yang menilai komitmen, tata
kelola pelaporan, serta tingkat kepatuhan lembaga keuangan melalui survei,
klarifikasi dokumen, wawancara mendalam, dan evaluasi dari Lembaga Pengawas dan
Pengatur.

Plt. Direktur Utama BRIDS,
Fifi Virgantria
,
menyampaikan bahwa capaian ini menjadi dorongan untuk terus memperkuat
integritas transaksi. “Pengakuan dari PPATK ini memperkokoh komitmen BRIDS
dalam memastikan seluruh proses bisnis berjalan sesuai prinsip kehati-hatian,
transparansi, dan standar APU-PPT & PPPSPM yang ketat. Tata kelola yang
kuat adalah kunci menjaga kepercayaan nasabah sekaligus stabilitas pasar
modal,” ujarnya. 

Ke depan, BRIDS akan
terus memperkuat sistem pemantauan berbasis analitik, meningkatkan literasi
keamanan transaksi bagi nasabah, dan memastikan seluruh aktivitas perusahaan
beroperasi dengan prinsip integritas dan transparansi guna mendukung ekosistem
pasar modal yang aman dan terpercaya.

Artikel ini juga tayang di vritimes

Unggulan

LAINNYA