Elektabilitas PAN dan Gerindra: Apa yang Membuat Mereka Menonjol di Mata Publik?

waktu baca 2 menit
32

JAKARTA | EDITORIAL INDONESIA — Indonesia Political Opinion (IPO) baru saja merilis hasil survei mengenai popularitas partai politik di Indonesia. Survei ini juga selain mengevaluasi kinerja menteri yang dianggap baik dalam Kabinet Merah Putih, juga elektabilitas partai politik.

Dalam survei IPO, partai politik Islam seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersaing ketat untuk masuk dalam lima partai terpopuler.

Secara rinci, survei IPO menunjukkan bahwa PDI Perjuangan memiliki popularitas tertinggi dengan 94%, diikuti oleh Partai Gerindra dan Partai Golkar masing-masing 92%, Partai Kebangkitan Bangsa 77,8%, Partai Amanat Nasional 71,5%, dan Partai Keadilan Sejahtera 70,2%.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, menyatakan bahwa keberhasilan PAN masuk dalam jajaran partai terpopuler tidak terlepas dari strategi politik yang dijalankan oleh partai tersebut. Terlebih lagi, PAN dikenal dekat dengan Presiden Prabowo.

“Menarik untuk dicatat bahwa PAN tidak hanya stabil, tetapi juga memiliki daya tawar yang semakin kuat. Kedekatan dengan pemerintah atau Presiden Prabowo bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi,” ungkap Dedi pada Minggu, 1 Juni 2025.

Dedi juga menjelaskan bahwa banyaknya kader PAN yang sudah dikenal dan duduk di parlemen turut berkontribusi pada peningkatan popularitas partai tersebut.

“Keberadaan kader-kader PAN yang populer di parlemen dan kabinet sangat mungkin membantu partai ini dalam pilihan publik, yang menunjukkan keberhasilan Zulkifli Hasan dalam memimpin PAN saat ini,” tambahnya.

Selain itu, survei ini juga mencermati kecenderungan responden jika pemilihan anggota DPR dilakukan hari ini berdasarkan partai politik. Partai Gerindra menempati posisi teratas dengan 34,7%, diikuti oleh PDI Perjuangan 12,5%, Partai Golkar 10%, Partai Kebangkitan Bangsa 6,2%, Partai Amanat Nasional 5%, dan Partai Demokrat 4,9%.

“Perubahan signifikan dalam pilihan untuk Gerindra mungkin dipengaruhi oleh tren Prabowo sebagai calon Presiden. Di sisi lain, PDIP menghadapi tantangan dengan munculnya skandal korupsi yang melibatkan nama Hasto, yang dapat memengaruhi elektabilitas mereka,” tutupnya.

Survei nasional yang berjudul “Analisa Sosial: Persepsi Publik atas Optimisme dan Kinerja Pemerintah” melibatkan 1.200 responden. Metode yang digunakan dalam survei ini memiliki margin of error sebesar 2,90 persen dan tingkat akurasi data mencapai 95 persen.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multistage random sampling (MRS), yang memastikan bahwa data yang diperoleh representatif. (*)

Unggulan

LAINNYA