KOLOM | EDITORIAL INDONESIA — Tan Malaka merupakan salah satu tokoh kunci dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebagai seorang pemikir, aktivis, dan revolusioner, ia memiliki pandangan yang mendalam mengenai pentingnya rasionalitas dalam membangun bangsa. Dalam konteks perjuangan untuk meraih kemerdekaan dan membangun masyarakat yang lebih baik, Tan Malaka menekankan bahwa pemikiran rasional adalah fondasi yang diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Tan Malaka, yang memiliki nama asli Ibrahim Datuk Sutan Malaka, dilahirkan pada 2 Februari 1897 di Pandan, Sumatera Utara. Ia menempuh pendidikan di Belanda, di mana ia terpengaruh oleh berbagai aliran pemikiran, termasuk sosialisme dan materialisme. Pengalaman hidupnya di luar negeri membentuk pandangannya tentang pentingnya pendidikan, ilmu pengetahuan, dan pemikiran kritis. Melihat bagaimana negara-negara maju menggunakan rasionalitas dan ilmu pengetahuan untuk mencapai kemajuan, Tan Malaka bertekad untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut di tanah airnya.
Dalam karya terkenalnya, *Madilog* (Materialisme, Dialektika, dan Logika), Tan Malaka mengajak masyarakat untuk berpikir secara rasional dan kritis. Ia berpendapat bahwa cara berpikir yang bersifat mistis dan dogmatis hanya akan menghambat kemajuan bangsa. Menurutnya, untuk mencapai kemerdekaan dan kesejahteraan, masyarakat harus mampu menganalisis realitas sosial, politik, dan ekonomi dengan menggunakan akal sehat.
Tan Malaka mengkritik pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu ditentukan oleh kekuatan gaib atau takdir. Ia percaya bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengubah nasibnya melalui tindakan yang didasarkan pada pemahaman yang rasional. Dalam konteks ini, ia mendorong rakyat Indonesia untuk tidak hanya mengandalkan harapan, tetapi juga berusaha secara aktif untuk memperbaiki keadaan.
Salah satu konsep penting dalam pemikiran Tan Malaka adalah materialisme. Ia berpendapat bahwa realitas sosial dan ekonomi harus dipahami dari sudut pandang materialis, di mana faktor-faktor ekonomi menjadi penentu utama dalam kehidupan masyarakat. Tan Malaka mengajak rakyat untuk menyadari bahwa perjuangan untuk kemerdekaan tidak hanya berkaitan dengan aspek politik, tetapi juga dengan penciptaan kondisi ekonomi yang adil dan merata.
Metode dialektika juga menjadi bagian integral dari pemikiran Tan Malaka. Ia percaya bahwa perubahan sosial terjadi melalui proses dialektis, di mana kontradiksi dalam masyarakat akan menghasilkan perkembangan baru. Dengan memahami dinamika ini, masyarakat dapat lebih siap untuk menghadapi perubahan dan beradaptasi dengan situasi yang ada.
Tan Malaka memberikan kritik terhadap cara berpikir yang terlalu mengandalkan agama sebagai solusi atas masalah sosial. Ia berpendapat bahwa meskipun agama memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, pemikiran yang terlalu dogmatis dapat menghambat kemajuan. Dalam pandangannya, masyarakat harus mampu memisahkan antara nilai-nilai spiritual dan pendekatan rasional dalam menyelesaikan masalah.
Ia mendorong masyarakat untuk menggunakan akal dan ilmu pengetahuan dalam mencari solusi. Dengan demikian, Tan Malaka berharap agar masyarakat tidak terjebak dalam pemikiran yang sempit dan dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Pemikiran kritis menjadi alat untuk menganalisis dan memahami realitas, sehingga masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam perjuangan mereka.
Pemikiran Tan Malaka tetap relevan dalam konteks modern, di mana masyarakat Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti kemiskinan, ketidakadilan sosial, dan korupsi. Dalam menghadapi masalah-masalah ini, penting bagi generasi sekarang untuk menerapkan prinsip-prinsip rasionalitas dan materialisme yang diajukan oleh Tan Malaka.
Pendidikan yang berbasis pada pemikiran kritis dan analitis menjadi sangat penting untuk membentuk masyarakat yang mampu berpikir secara mandiri. Dengan mengedepankan pemikiran rasional, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Tan Malaka adalah sosok yang menginspirasi dengan pemikirannya yang mendalam tentang pentingnya rasionalitas dalam perjuangan bangsa. Ia mengajak masyarakat untuk berpikir kritis, memahami realitas sosial, dan berusaha mengubah nasib melalui tindakan yang berdasarkan pemahaman yang rasional. Dalam konteks modern, pemikiran Tan Malaka menjadi landasan penting untuk membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan berdaya saing. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip rasionalitas yang diajukan oleh Tan Malaka ke dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari, masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan yang ada.
Pentingnya pemikiran kritis dan analitis dalam konteks sosial dan politik saat ini tidak dapat diabaikan. Generasi muda, sebagai penerus bangsa, diharapkan dapat meneruskan semangat Tan Malaka dengan mengedepankan logika dan akal sehat dalam setiap tindakan dan keputusan. Dengan cara ini, mereka tidak hanya akan mampu memahami kompleksitas masalah yang dihadapi, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan solusi yang inovatif dan efektif.
Akhirnya, warisan pemikiran Tan Malaka harus terus dihidupkan dan dijadikan inspirasi bagi setiap individu yang peduli terhadap masa depan bangsa. Melalui pemikiran yang rasional dan tindakan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip keadilan dan kesejahteraan, kita dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. (*)