RELIGI | EDITORIAL INDONESIA — Isra Mi’raj adalah peristiwa monumental dalam sejarah Islam yang menggambarkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab, di mana Nabi Muhammad melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, dan kemudian naik ke langit untuk menerima wahyu langsung dari Allah SWT. Isra Mi’raj bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam, yang mengajarkan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam.
Isra Mi’raj terjadi pada tahun ke-10 kenabian, di tengah berbagai tantangan dan penolakan yang dihadapi Nabi Muhammad dan para pengikutnya. Peristiwa ini menjadi momen penting yang menguatkan iman Nabi dan umatnya. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa, serta menerima perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu, yang menjadi salah satu rukun Islam.
Peristiwa ini juga tercatat dalam Al-Qur’an, khususnya dalam surat Al-Isra, yang menekankan pentingnya perjalanan spiritual dan penguatan iman. Dalam konteks sejarah, Isra Mi’raj menjadi simbol harapan dan keteguhan dalam menghadapi berbagai rintangan, serta menunjukkan bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang sabar dan taat.
Di era digital saat ini, makna Isra Mi’raj semakin relevan dan dapat diinterpretasikan dalam berbagai konteks. Berikut adalah beberapa aspek penting yang dapat diambil dari peristiwa ini:
Di tengah arus informasi yang deras dan beragam, penting bagi kita untuk membangun identitas diri yang kuat. Media sosial sering kali menampilkan gambaran kehidupan yang ideal, yang dapat menimbulkan perasaan tidak cukup baik atau rendah diri. Isra Mi’raj mengajarkan kita untuk tetap setia pada nilai-nilai spiritual dan akhlak yang baik, serta memahami bahwa perjalanan hidup setiap individu adalah unik dan tidak perlu dibandingkan dengan orang lain.
Perintah shalat yang diterima Nabi Muhammad dalam perjalanan ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, meskipun dalam kesibukan era digital. Shalat bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan sarana untuk menenangkan jiwa dan mengingatkan kita akan tujuan hidup yang lebih tinggi. Dalam dunia yang penuh dengan distraksi, menjaga konsistensi dalam beribadah menjadi tantangan tersendiri, namun sangat penting untuk kesejahteraan spiritual kita.
Era digital membawa tantangan baru dalam berkomunikasi. Ujaran kebencian, hoaks, dan informasi yang menyesatkan sering kali beredar di media sosial. Isra Mi’raj mengajarkan kita untuk menjaga etika dalam berinteraksi, baik secara langsung maupun di dunia maya. Kita perlu menyebarkan pesan positif, menghormati perbedaan, dan berkontribusi pada lingkungan digital yang sehat. Dengan demikian, kita dapat menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan di tengah masyarakat.
Isra Mi’raj juga mengajak kita untuk melakukan refleksi diri. Dalam kesibukan sehari-hari, sering kali kita lupa untuk merenungkan tujuan hidup dan hubungan kita dengan Allah. Melalui refleksi, kita dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri, serta membedakan antara informasi positif dan negatif yang kita terima. Kesadaran spiritual ini penting untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Perjalanan Nabi Muhammad dalam Isra Mi’raj adalah simbol keteguhan hati dalam menghadapi berbagai tantangan. Di era digital, kita juga dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Menghadapi tekanan dari lingkungan, baik itu dari media sosial maupun interaksi sehari-hari, kita perlu memiliki ketahanan mental dan spiritual. Dengan mengingat perjalanan Nabi, kita dapat menemukan inspirasi untuk tetap teguh dalam iman dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif.
Isra Mi’raj bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga merupakan sumber inspirasi dan pelajaran berharga bagi umat Islam, terutama di era digital ini. Dengan memahami makna dan hikmah dari peristiwa ini, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna, beretika, dan selaras dengan nilai-nilai spiritual. Dalam menghadapi tantangan zaman, mari kita jadikan Isra Mi’raj sebagai pedoman untuk memperkuat iman, menjaga akhlak, dan berkontribusi positif. (*)