BANDUNG | EDITORIAL INDONESIA — Program studi Digital Public Relation dan Program Studi Ilmu Komunikasi Telkom University yang berasal dari dua kelompok keahlian, yakni Public Relations & Marketing Communication serta Humanities & Media Studies memperkuat komunikasi pemasaran digital Desa Wisata Tarumajaya di Bandung.
Program pendampingan ini mencakup empat tema utama, yakni public speaking, digital marketing, kompetensi digital, dan digital literacy.
Kegiatan pendampingan dengan peserta kelompok perempuan anggota PKK dan pelaku UMKM Desa Tarumajaya telah terlaksana dua kali pada tahun 2023 serta akan diselenggarakan bulan Febuari 2024 nanti.
Dalam acara ini, peserta tidak hanya mendapatkan teori namun juga praktek langsung melalui berbagai simulasi dan latihan.
Dr Martha Tri Lestari selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Telkom University mengungkapkan rasa semangatnya untuk bersama-sama berupaya memberikan insight mengenai pemasaran digital.
“Kami berupaya untuk pengembangan Desa Wisata Tarumajaya sebagai perwujudan keberlanjutan dan keberagaman lokal. Dengan antusiasme dan kerja keras, kami berupaya memastikan setiap rangkaian kegiatan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, memberdayakan UMKM, dan memperkaya pengalaman wisatawan. Kehadiran panitia ini bukan sekadar penyelenggaraan acara, melainkan bagian integral dari upaya membangun desa menjadi destinasi unggulan yang berkembang secara berkelanjutan.” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 9 Januari 2024.
Tim pelaksana juga menyoroti aspek pengabdian masyarakat dengan memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana menerapkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memadukan ilmu dan praktik langsung, diharapkan ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM dapat lebih efektif dalam menjalankan usaha mereka.
Rangkaian akhir acara ini direncanakan pada bulan Februari 2024, dan diharapkan menjadi penutup yang kuat dari program pendampingan ini.
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, Desa Tarumajaya diharapkan mampu menghadapi tantangan pemasaran era digital dengan lebih baik.
“Pendampingan ini tidak hanya memberikan bekal kepada peserta tetapi juga menciptakan sinergi yang positif antara masyarakat dan perguruan tinggi untuk mendukung pengembangan desa wisata secara berkelanjutan,” pungkasnya. (Ril)