KABUPATEN TANGERANG | EDITORIAL INDONESIA — Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang Asep Jatnika Sutrisno memaparkan, seluas 1.276 hektar lahan pertanian di Kabupaten Tangerang terdampak musim kemarau.
Data DPKP Kabupaten Tangerang tersebut 19 September tahun 2023.
Asep merinci, 590 hektar masuk ke kategori kekeringan ringan, 335 hektar kekeringan sedang, 207 hektar kekeringan berat dan 144 hektar mengalami puso (gagal panen).
“Total wilayah yang terkena dampak kekeringan ini meliputi 24 Kecamatan. Kami akan terus berkoordinasi dengan Provinsi Banten dan Kementrian untuk menangani permasalahan kekeringan ini,” terangnya dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin, 2 Oktober 2023.
Kekeringan tersebut, lanjut Asep, karena dampak el nino yang berpengaruh terhadap hasil produksi dan naiknya harga gabah.
DPKP Kabupaten Tangerang, lanjut Asep, terus berupaya agar petani tetap dapat bercocok tanam di musim kemarau ini.
“Masih ada lahan yang bisa ditanami dan target tanam pada bulan September dan Oktober seluas 4.747 hektar,” katanya.
Ikhtiar DKP Kabupaten Tangerang tersebut di antaranya dengan mengajukan bantuan sarana pendukung penyediaan air seperti pompa dan sumur kepada Kementrian Pertanian.
“Yang pasti untuk monitoring (lahan pertanian) kami terus lakukan. Untuk langkah yang sedang kami lakukan saat ini adalah mengajukan bantuan sarana pendukung penyediaan air, seperti pompa air dan sumur pantek. Untuk sumur kami ajukan ada di 148 titik, untuk pompa air 6 inci itu 15 unit, pompa air 4 inci 31 unit, pompa air 3 inci 12 unit,” katanya.
Selain mengajukan bantuan sarana pendukung penyediaan air, Asep mengatakan, pihaknya juga telah mengajukan bantuan berupa benih padi untuk tanaman seluas 4.747 hektar di lahan terdampak kekeringan tersebut.
“Sebelumnya kami juga telah membagikan bantuan benih yang bersumber dari dana APBN Kementerian Pertanian sebanyak 25 ton di 22 desa. Kami juga telah membagikan 5 unit pompa air yang juga bersumber dari dana Kementerian,” ujarnya. (Red)