JAKARTA | EDITORIAL INDONESIA — Sikap tegas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menutup 12 gerai kedai minuman keras (miras) Hollywings karena diduga melakukan penistaan agama menuai reaksi positif publik.
Aksi tersebut membuat mantan Menteri Pendidikan itu dilirik banyak elite Partai Amanat Nasional sebagai calon presiden. Bersama Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan, mereka punya peluang diusung Koalisi Indonesia Baru.
“Gubernur Jakarta itu dinilai tegas karena langsung menutup gerai Holywings di Jakarta. Belakangan, seperti tak mau kalah, Ridwan Kamil juga mengikuti jejak Anies menutup Holywings di Jawa Barat,” ujar Dedi Kurnia Syah Putra, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Sabtu 2 Juli 2022.
Anies yang berpeluang besar diusung sebagai calon presiden juga didukung oleh tingginya elektabilitas. Hasil survei IPO yang dirilis pada Juni 2022 lalu, Anies Baswedan menempati posisi teratas calon presiden yang dipilih responden. Anies meraup 25,4%, kemudian diikuti Ganjar Pranowo 19,7% dan Prabowo 18,3%. Data IPO diperoleh dalam survei terhadap 1.200 responden di 34 provinsi, dengan metode tatap muka langsung dan sambungan telpon. Margin of error pada batas dua setengah persen, dan akurasi data 95 persen.
“Anies Baswedan itu tertinggi berdasar basis suara masyarakat. Semua pemilih organik yang melekat pada Anies, artinya tak terkait partai politik. Dan sebaran elektoral Anies ada di semua provinsi se-Indonesia. Berbeda dengan Ganjar, yang meskipun perolehan suaranya tinggi, tapi hanya terkonsentrasi di tiga provinsi — Jawa Tengah, Lampung dan Kalimantan Timur. Sedangkan suara Prabowo sudah merupakan gabungan dari pemilih organik yang melekat pada dirinya dan konstituen Gerindra,” ungkap Dedi.
Dedi memiliki impresi kuat pada figur Anies Baswedan. “Anies adalah sosok yang lengkap. Intelektual, muda, berpengalaman, dan tak punya beban masa lalu. Masalahnya, apakah koalisi partai politik yang memiliki tiket kontestasi Pilpres bisa menangkap sinyal semesta ini?” ujar Dedi Kurnia Syah. (Red)