JAKARTA | EI — Aksi kamisan kembali digelar di depan istana, Kamis, 25 November 2021, setelah beberapa pekan dilakukan secara virtual.
Mengusung berbagai isu, seperti demokrasi, pelanggaran HAM, hingga kekerasan terhadap perempuan. Aksi tersebut diikuti aktivis dan warga dari berbagai latar belakang.
Selain didominasi kostum berwarna hitam, pada aksi kamisan kali ini, juga terdapat partisipan yang mengenakan atribut serba ungu. Partisan tersebut berasal dari Jaringan Muda Setara.
Jaringan Muda Setara mengangkat isu perempuan, terutama soal kekerasan terhadap perempuan. “Kami dari Jaringan Muda Setara mengangkat isu kekerasan terhadap perempuan, karena hari ini tanggal 25 November. Sebagian besar masyarakat tahunya hari guru. Padahal pada hari ini ada peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Pada Perempuan,” ujar Nisyu selaku orator dari Jaringan Muda setara.
Menurutnya, pentingnya isu kekerasan pada perempuan ini diangkat. Sebab masih banyak tindak kekerasan yang terjadi mulai dari lembaga pendidikan, di kampus, di rumah bahkan di lingkaran aktivis itu sendiri.
“Karena maraknya terjadi kekerasan seksual di mana-mana. Maka aksi kamisan kali ini, kami menyuarakan bahwa kita harus merdeka dari kekerasan seksual,” imbuhnya.
Aksi kamisan yang dilakukan secara offline ini mendapat respon baik dari beberapa partisipan. “Kami senang aksi kamisan ini kembali diselenggarakannya secara offline di depan istana negara. Sebab dengan offline ini, kita merasa lebih erat. Ssuasananya juga lebih dapet, daripada virtual depan layar,” ucap Hafi, salah satu partisipan.
Aksi berlangsung singkat, peserta membubarkan diri pukul 17.00 WIB. “Kami harap ke depannya, lebih banyak yang menyuarakan hak asasi manusia ini,” tutupnya.
Penulis: Saeful Nuriman, mahasiswa FISIP UNIS Tangerang, prodi jurnalistik