Ekonomi “Beringin”, Ekonomi Hijau ala Airlangga

waktu baca 4 menit
168

Penulis: Tim Redaksi

JAKARTA, EDITORIALINDONESIA.ID – Jauh hari sebelum rangkaian KTT G20, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto telah banyak melakukan kebijakan yang menunjang pengembangan ekonomi hijau. Ini penting dicatat sekaligus diapresiasi. 

Pasalnya sebagai Menko Perekonomian, di tengah terpaan pandemi Covid-19 yang membuat ekonomi Indonesia lesu, AHA masih memikiran bagaimana ekonomi hijau menjadi jalan keluar atas penurunan ekonomi Indonesia. 

Karena mungkin saja, dalam rangka meningkatan ekonomi Indonesia, AHA mengambil jalan pintas. Yaitu dengan meningkatan aktivitas ekonomi tanpa memikikan aspek lingkungan. 

Sebagai negara yang menjalankan ekonomi hijau secara berkelanjutan, arah dan komitmen green economy tidak main-main. 

Sebagai buktinya adalah Menko Airlangga menyebut pemerintah juga telah menetapkan arah kebijakan pembangunan rendah karbon melalui penurunan dan intensitas emisi pada bidang prioritas meliputi energi, lahan, limbah, industri, dan kelautan. 

Banyaknya sektor yang akan menjadi fokus green economy ini, dapat dikatakan sebagai bukti sejarah dan suatu terobosan. Karena belum pernah ada sebelumnya menteri ekonomi atau menko ekonomi, yang memikirkan banyak sektor dalam pengembagan ekonomi hijau. 

Sebagai pembanding, banyak negara berkembang yang menetapkan kebijakan greennomic, sebagai rencana jangka panjang, arah kebijakan negaranya. 

Ekonomin Hijau dan Perubahan Iklim

Ketika bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Delegasi Indonesia telah menyampaikan apresiasi atas bantuan Pemerintah AS dalam penanganan Covid-19, berupa pengiriman vaksin, alat-alat ventilator serta obat-obatan therapeutic. Presiden Jokowi juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama ekonomi, terutama potensi pengembangan ekonomi hijau, seiring dengan langkah pemulihan ekonomi nasional dan penguatan iklim investasi melalui reformasi struktural dan UU Cipta Kerja. 

Di bidang perubahan iklim, kedua negara sepakat berkomitmen kuat dalam pengurangan emisi karbon melalui komitmen Nationally Determined Contribution (NDC), di mana Indonesia merupakan salah satu negara terdepan dalam penanganan kebakaran hutan, penurunan tingkat deforestasi dan restorasi hutan bakau. 

Bahkan dalam aspek deforestasi pemerintah Indonesia banyak mendapat apresiasi dari pangeran Charles dalam KTT 20. 

Testimoni tersebut, tentu menjadi bukti bahwa pelestarian alam dan Aktivitas ekonomi, disorot oleh banyak negara. 

Memang masih terdapat kekurangan dalam ekonomi dan pelestarian alam. Akan tetapi kita juga tidak dapat menutup mata bahwa sikap dan komitmen pemerintah Indonesia amat sangat mendukung ekonomi hijau. 

Sikap Ekonomi Hijau

Maka dari itu, sejatinya kita harus mendukung gagasan Greennomic yang dikembangkan oleh Menko Airlangga Hartarto. Karena kebijakan ekonomi yang inklusif terhadap alam, ekonomi, dan manusia akan mendorong kehidupan yang lebih baik. Dan dalam konteks yang lebih terukur tentunya akan meningkatkan IPM masyarakat Indonesia secara terstruktur, sistematis, masif. 

Peningkatan IPM secara luas dimungkinkan terjadi karena arah kebijakan yang ditetapkan Menko Perekonomian, meliputi sektor-sektor strategis, yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. 

Selanjutnya, dalam rangkaian acara KTT G20 tersebut, banyak kerja sama internasional yang dilakukan pemerintah Indonesia. Maka dari kebijakan ekonomi hijau harus semakin serius. Dan memang seharusnya demikian. 

Selain itu memang, arah kebijakan semacam ini, seharusnya dilakukan pada menko atau menteri terdahulu. 

Tetapi apalah daya, ekonomi hijau tidak hanya bisa dilakukan dengan bermodal ide serta gagasan. Lebih dari itu, untuk menciptakan greennomic secara utuh, dibutuhkan keberanian dan sikap. 

Dengan demikian  terobosan arah kebijakan ekonomi hijau yang luar biasa ini, dan sebagai sejarah, dapat kiranya disebut sebagai konsep “Ekonomi Beringin” ala Airlangga atau AHAnomic.

Selain itu secara ide dan gagasan partai, partai Golkar memiliki visi yang serupa dengan ide ekonomi hijau.

Ekonomi Hijau ala Airlangga

Dalam konteks politik, secara filosofis partai Golkar memiliki simbol pohon beringin. Kuat, kokoh, rindang, teduh, hijau “royo-royo”, dan tak lekang oleh zaman.

Simbol Golkar itu menjadi penting mengingat dalam konsep ekonomi hijaunya, AHA juga mengingatkan pentingnya peningkatan pemberdayaan UMKM.

 Dalam konteks ini lah ekonomi hijau Ala Airlangga tidak hanya soal ekonomi yang ramah lingkungan. Tetepi juga ramah terdahap pengusaha mikro.

Selain itu, sebagai bukti kongret partai Golkar seringkali mengadakan event, bazar, dan bantuan usaha untuk UMKM. Kegiatan semacam ini tentunya berdampak positif terhadap hubungan Golkar dan masyarakat/publik. 

Peran dan kontribusi Golkar, lewat program yang digagas AHA, selayaknya simbol Beringin. Kuat diakar, rimbun didaun, dan teduh bagi lingkungan sekekitarnya.

Teduhnya ekonomi ala Airlangga semakin membuktikan bahwa beliau memang menteri dengan segudang pengalaman. Ide dan gagasan, berujung implementasi. 

Sebagai partai politik paling modern Golkar, bisa solusi dan jalan keluar bagi sederet permasalahan sosial. Dimana sosok AHA pimpinan partai, lengkap sebagai konseptor dan eksekutor.

Unggulan

LAINNYA