Penulis: Tim Redaksi
JAKARTA, EDITORIALINDONESIA.ID – Dalam beberapa hari ini, saya benar-benar merasa geram dengan ulah netizen yang masih mudah menyebarkan hoaks. Yaitu menyebut Ustadz Yusuf Mansur (YM) telah menyamakan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Nabi Musa.
Padahal, Ustadz YM sama sekali tak menyebut demikian dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Masjid Ainul Hikmah, kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Neli Murni, Jakarta, Minggu (24/10/2021).
Dalam ceramahnya itu, yang benar Ustadz YM justru sedang mengungkapkan kekagumannya kepada Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto karena telah memberikan rasa optimisme kepada para kadernya.
Ustadz YM menyebut, sebagai seorang pemimpin (Ketum Partai), Airlangga memang harus demikian. Termasuk dalam menghadapi Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 mendatang.
Meskipun suara partai atau bahkan suara Airlangga saat ini masih rendah, namun Airlangga dengan keyakinan penuh mengaku optimis mampu memenangkan pesta demokrasi 5 tahunan tersebut.
Keyakinan Airlangga itu bagi Ustadz YM patut diapresiasi. Hal itu menunjukkan Airlangga bertanggungjawab dan memahami apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pimpinan partai.
Barulah kemudian Ustadz YM menyinggung Nabi Musa. Bukan untuk menyamakannya dengan Airlangga, namun Ustadz YM mengajak Airlangga dan kader Golkar untuk mempelajari kisah perjuangan Nabi Musa ketika dikejar-kejar oleh Firaun.
Ustadz YM menyebut ketika para pengikut Nabi Musa terpojok dari kejaran Firaun sehingga pada merasa pesimis untuk bisa lolos, sebagai pemimpin Nabi Musa tetap memberikan rasa optimis.
Dengan memohon pertolongan Allah, Nabi Musa pun akhirnya diberikan jalan untuk bisa kabur dari kejaran Firaun dan justru pasukan Firaun lah yang ditenggelamkan ke laut Merah.
Dari apa yang dikisahkan Ustadz YM soal perjuangan Nabi Musa itu sekali lagi bukan untuk menyamakannya dengan Airlangga.
Namun, Ustadz YM berusaha menegaskan kepada para kader Golkar bahwa apa yang dilakukan Airlangga sebagai orang pemimpin partai yang selalu memberikan rasa optimisme sudah tepat. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Musa kepada para kaumnya.