Jakarta, 7 Desember 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I terus melakukan percepatan penanganan darurat pascabencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah kabupaten di Provinsi Aceh. Langkah cepat ini diambil guna memulihkan aktivitas masyarakat dan memastikan distribusi bantuan berjalan lancar.
Hingga 5
Desember 2025 pukul 21.00 WIB, tim di lapangan telah melakukan berbagai upaya
taktis. Langkah tersebut meliputi mobilisasi alat berat, pembukaan kembali
akses jalan yang terdampak, pembersihan material sedimentasi dan sampah, serta
penyaluran bantuan logistik kepada warga yang membutuhkan.
Menteri PU,
Dody Hanggodo, menyampaikan bahwa seluruh unsur teknis Kementerian PU telah
bergerak serentak bersama pemerintah daerah untuk memulihkan jalur-jalur vital
yang sempat terputus, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Prioritas
pertama adalah membuka akses jalan agar seluruh bantuan dan peralatan dapat
masuk dengan aman. Kementerian PU akan terus menambah dukungan alat berat dan
personel sesuai kebutuhan, serta bekerja dengan BPBD dan pemerintah daerah agar
penanganan berlangsung efektif,” ujar Menteri Dody.
Sebagai tindak
lanjut di lapangan, BWS Sumatera I telah mengerahkan berbagai jenis alat berat
ke titik-titik penting. Di Kabupaten Pidie, satu unit wheel loader dan satu unit excavator dikerahkan untuk membersihkan akses
jalan dan area yang tertimbun material banjir.
Upaya serupa
dilakukan di Kabupaten Pidie Jaya dengan memobilisasi loader dan excavator untuk membersihkan sampah serta lumpur
di Desa Blang Awe Meureudu, Teupin Pukat, dan Simpang Tiga Meureudu. Sementara
itu, di Kabupaten Bireuen, dua unit excavator diterjunkan guna membersihkan akses
jalan inspeksi dan kawasan Dayah Mudi Samalanga.
Pemulihan
konektivitas juga dilakukan di Kabupaten Aceh Utara dengan membersihkan akses
jalan Desa Maddi–Baree Blang yang sempat terputus total. Di wilayah lain, alat
berat excavator dikerahkan di Kabupaten Aceh Tamiang
untuk menangani material banjir, serta di Kabupaten Aceh Barat untuk
pembersihan akses di Kecamatan Pante Ceureumen.
Khusus untuk
Kabupaten Aceh Tenggara, penanganan difokuskan pada normalisasi Sungai Lawe
Bulan dan sungai-sungai lainnya di wilayah Kutacane untuk mengurangi risiko
luapan air susulan.
Penyaluran
Bantuan Kemanusiaan
Selain
penanganan fisik, pendekatan humanis juga menjadi prioritas. Melalui BWS
Sumatera I, Kementerian PU turut menyalurkan bantuan logistik berupa selimut,
kasur lipat, air mineral, dan kebutuhan dasar lainnya ke berbagai posko
pengungsian.
Di Kabupaten
Pidie, bantuan berupa 400 selimut dan kasur lipat telah disalurkan, diikuti
dengan pembagian sembako di Desa Cot Nuran serta dukungan bagi dapur umum di
Blang Pandak dan Mutiara Timur. Untuk Kabupaten Pidie Jaya, sebanyak 200
selimut dan kasur lipat didistribusikan bersama logistik lainnya ke Desa
Beurawang dan Meunasah Lhok.
Bantuan serupa
juga menyasar Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Tenggara, di mana paket
sembako diserahkan kepada warga di empat desa, yakni Desa Bukit Baru, Leuser,
Simpur, dan Rumah Bundar.
Distribusi
bantuan berlanjut ke Kabupaten Bireuen berupa kasur lipat dan selimut, serta ke
Kabupaten Aceh Utara berupa logistik dan air mineral yang difokuskan pada titik
pengungsian di Kecamatan Baktiya dan Gampong Paya Sutra.
Kementerian PU
memastikan tim BWS Sumatera I akan tetap bersiaga di lapangan untuk mendukung
percepatan pemulihan, mulai dari pembukaan akses, normalisasi sungai, hingga
penyiapan dukungan logistik lanjutan bagi masyarakat terdampak.
Program kerja
ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam
menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak
Artikel ini juga tayang di vritimes