Selenggarakan RUPO, WSBP Bahas Perkembangan Kinerja bersama Pemegang Obligasi

waktu baca 3 menit
1

Jakarta, Desember 2025 — PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada Selasa (02/12) guna membahas strategi pemulihan kinerja WSBP bersama para pemegang obligasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen WSBP terhadap prinsip keterbukaan informasi serta perlindungan kepentingan investor. Melalui RUPO, WSBP menyampaikan perkembangan kinerja pasca restrukturisasi, arah strategi usaha ke depan, serta permohonan waiver atas covenant sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 6.3 Perjanjian Perwaliamanatan.

“RUPO merupakan forum penting untuk menjaga komunikasi terbuka antara WSBP dan para pemegang obligasi, sekaligus memastikan seluruh pemangku kepentingan memperoleh pemahaman yang komprehensif atas kondisi usaha serta langkah-langkah pemulihan kinerja yang tengah dijalankan WSBP,” ujar Fandy Dewanto, Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP.

Dalam RUPO tersebut, para pemegang obligasi secara mayoritas menyetujui agenda pengesampingan pemenuhan kewajiban rasio keuangan, meliputi Current Ratio minimal 1,0x, Debt to Equity Ratio (DER) maksimal 2,5x, serta Debt Service Coverage (DSC) minimal 100% untuk periode laporan keuangan konsolidasi WSBP yang telah diaudit per 31 Desember 2025 dan 31 Desember 2026.

Dalam pemaparannya kepada para pemegang obligasi, WSBP menjelaskan fokus Perseroan dalam memperkuat pangsa pasar melalui perolehan proyek yang berkualitas, pengembangan produk beton precast dan beton readymix yang inovatif, serta optimalisasi layanan jasa konstruksi di berbagai wilayah operasional. WSBP juga terus mendorong peningkatan efektivitas pemasaran guna memastikan keberlanjutan pertumbuhan bisnis secara selektif dan prudent.

Prioritas WSBP turut dipertegas dalam melakukan pemulihan kinerja operasional dan peningkatan efisiensi pasca restrukturisasi. Upaya tersebut dijalankan melalui rasionalisasi organisasi, digitalisasi proses bisnis, serta asset disposal sebagai bagian dari pembentukan struktur operasional yang lebih ramping, adaptif, dan berdaya saing.

WSBP turut menjelaskan latar belakang pengajuan waiver covenant kepada para pemegang obligasi sebagai langkah korporasi yang diperlukan untuk memberikan ruang optimal bagi pelaksanaan program pemulihan kinerja selama periode 2025–2026. Pengajuan tersebut ditujukan agar Perseroan dapat menjalankan strategi efisiensi operasional, penguatan struktur bisnis, serta seleksi proyek yang prudent hingga kembali mencapai normalisasi kinerja keuangan secara berkelanjutan.

“Komitmen yang dibuat bersama Pemegang Obligasi dalam RUPO ini ditujukan untuk memberikan ruang keberlanjutan usaha agar program pemulihan kinerja Perseroan dapat berjalan secara optimal serta mendukung perlindungan kepentingan jangka panjang seluruh stakeholder,” tegas Fandy.

Dari sisi keuangan, WSBP memaparkan posisi aset dan liabilitas pasca restrukturisasi serta langkah-langkah konsolidasi yang dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas keuangan Perseroan, seperti pengelolaan pencadangan piutang, juga pencatatan Obligasi Wajib Konversi sesuai ketentuan.

Sebagai bagian dari komitmen pemulihan berkelanjutan, WSBP terus memperkuat implementasi prinsip Good Corporate Governance (GCG) di seluruh lini operasional, menerapkan manajemen risiko yang terukur dan disiplin, serta melakukan seleksi proyek secara ketat dengan mengutamakan skema pendanaan yang sehat dan terjamin. Langkah-langkah ini menjadi fondasi utama untuk menjaga stabilitas kinerja Perseroan sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis yang prudent dan berkelanjutan di masa depan.

Artikel ini juga tayang di vritimes

LAINNYA
Exit mobile version