Keselamatan perjalanan kereta api bukanlah hal yang bisa ditawar. Karena itulah, KAI Daop 6 Yogyakarta secara rutin melaksanakan kegiatan Manajemen Safety Walkthrough (MSWT) yakni sebuah kegiatan sederhana namun penting, dimana jajaran Manajemen turun langsung ke lapangan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan aman dan sesuai standar.
Keselamatan perjalanan kereta api bukanlah hal yang bisa ditawar. Karena itulah, KAI Daop 6 Yogyakarta secara rutin melaksanakan kegiatan Manajemen Safety Walkthrough (MSWT) yakni sebuah kegiatan sederhana namun penting, dimana jajaran Manajemen turun langsung ke lapangan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan aman dan sesuai standar.
Dalam kegiatan ini, jajaran manajemen berjalan kaki menyusuri jalur rel, mengecek kondisi jalur, serta menyambangi petugas di lapangan, termasuk penjaga perlintasan atau Petugas Jaga Lintasan (PJL).
Tujuannya bukan sekadar meninjau, tapi juga mendengarkan dan berdiskusi langsung dengan para petugas yang setiap hari berada di garda terdepan.
“Kami ingin memastikan bahwa semua berjalan sesuai prosedur, dan yang tak kalah penting kami ingin hadir bersama tim di lapangan, mendengarkan apa yang mereka alami dan butuhkan,” ujar Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih.
Feni menambahkan bahwa MSWT bukan hanya soal teknis, seperti melihat kondisi rel atau sistem persinyalan, tapi juga soal membangun komunikasi dua arah, saling mengingatkan, dan menjaga semangat kolektif bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama.
Kegiatan pengecekan lintas tersebut dilakukan oleh seluruh Manajemen dari seluruh unit tanpa terkecuali unit non-teknis sekalipun.
“Meski secara langsung tidak berkaitan dengan pekerjaan teknis, namun keselamatan adalah tanggung jawab semua pihak dan seluruh insan KAI. Kehadiran kami di lapangan adalah bentuk dukungan moral kepada para petugas serta komitmen bersama dan upaya proaktif dalam menjaga keselamatan operasional KA,” terang Feni.
Feni menjelaskan bahwa pengecekan dilakukan secara berkala di seluruh lintas Daop 6, terutama menjelang masa-masa yang memerlukan perhatian ekstra seperti musim hujan, libur panjang, atau saat ada peningkatan frekuensi perjalanan kereta. Semua dilakukan agar masyarakat bisa menikmati perjalanan dengan tenang, dan para petugas pun bekerja dengan lebih percaya diri.
Khusus untuk tilik PJL dilakukan juga oleh setingkat level Assistant Manager ke atas. PJL menjadi salah satu fokus utama. Tim memantau kesiapan petugas PJL, kondisi peralatan, bel peringatan, palang pintu, hingga pencahayaan dan visibilitas di sekitar perlintasan.
“PJL adalah titik krusial yang membutuhkan perhatian khusus. Kami ingin memastikan tidak hanya peralatan yang berfungsi dengan baik, tetapi juga bahwa petugas merasa didukung dalam menjalankan tugasnya serta memastikan seluruh SOP selalu ditaati,” tambah Feni.
Melalui pendekatan yang lebih humanis dan terbuka ini, KAI Daop 6 berharap keselamatan bukan hanya menjadi tanggung jawab teknis, tetapi juga menjadi nilai bersama yang dijaga oleh seluruh insan perkeretaapian.
“Kami ingin keselamatan benar-benar menjadi bagian dari budaya kerja sehari-hari, bukan hanya sekadar slogan yang diucapkan berulang-ulang,” tutup Feni.
Artikel ini juga tayang di vritimes