“OLEH sebab itu dalam mengelola menejemen krisis, rem dan gas harus benar-benar seimbang. Tidak bisa kita gas urusan ekonomi, tapi kesehatannya menjadi terabaikan. Tidak bisa juga kita berkonsentrasi penuh di urusan kesehatan, tapi ekonomi menjadi sangat terganggu” (Presiden Jokowi)
Prestasi dan Target Ekonomi
Dengan situasi pandemi Covid 19 yang cukup mereda di Indonesia, membuat banyak sektor yang sebelumnya layu, kini telah melaju.
Hal ini dikarenakan (seminimalnya) beberapa faktor. Pertama masifnya vaksinasi. Kedua pengetatan kebijakan PSBB. Ketiga adanya partisipasi publik dalam mendukung penuh agenda dan program tersebut.
Memang sektor ekonomi, sempat layu. Tetapi tetap stabil dan terkontrol.
Dari upaya-upaya itu, salah satu sektor yang melaju adalah ekonomi.
Setelah sebelumnya adanya grafik positif dari pertumbuhan ekonomi 3,51% pada triwulan III 2021.
Kini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perekonomian Indonesia harus tumbuh di rentang 5,5 persen – 6 persen di kuartal IV 2021 (dikutip dari Kompas.com).
Pertumbuhan mencapai 6 persen itu menjadi syarat ekonomi sepanjang 2021 tembus 4 persen.
Penetapan target baru, pertumbuhan ekonomi Indonesia, bukanlah “bualan” belaka. Target tersebut bersifat kongkret dan terukur.
Airlangga menyebut, target pertumbuhan 6 persen tidak terlampau mengada-ngada. Sebab beberapa indikator utama seperti Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tumbuh positif.
IKK berada pada angka 113,4, sedangkan PMI mencapai 57,2 di bulan Oktober 2021. Sebelum itu, PMI hanya berada pada angka 52,2 di bulan September dan di 43,7 pada bulan Agustus.
Airlangga berujar, PMI tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan berbagai negara lain, terutama negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.
Prestasi naiknya indikator PMI yang tertinggi dibandingkan negara lainnya penting dicermati dari aspek ekonomi dan sosial.
Karena dengan berfokus pada kemenangan kecil maka akan semakin dekat dengan kemenangan besar dari sektor ekonomi. Sekali lagi dengan target 6% pada penghujung tahun 2021.
Maka dari itu keberhasilan tersebut wajib diapresiasi dan disyukuri. Sebab itulah angka-angka itulah yang membuat “ngebul-nya” dapur ekonomi Indonesia.